INDRAMAYU, iNews.id - Kabar meninggalnya Ki Tarka Sutarahardja menyisakan duka mendalam bagi orang-orang terdekatnya, tidak terkecuali bagi rekan sesama budayawan, Sutawijaya.
Sutawijaya mengisahkan, Ki Tarka Sutarahardja merupakan sosok penting dalam dunia budaya di Kabupaten Indramayu.
Sejak awal pergerakannya dahulu pada tahun 2009, ia terus konsisten dalam mengumpulkan dan menyelamatkan naskah-naskah klasik Indramayu-Cirebon yang umumnya berbahasa dan beraksara Jawa kuno.
Naskah-naskah itu ia selamatkan dengan cara diterjemahkan dalam sebuah buku dan dalam bentuk digitalisasi.
"Dia itu kan orangnya pelestari budaya, jadi karena memang yang saya kenal dari awal, awal mula pergerakan kita itu di awalnya Indramayu Historia yang sekarang jadi Museum Bandar Cimanuk (MBC)," ujar dia melalui sambungan seluler, Senin (5/7/2021).
Sutawijaya menceritakan, padahal Ki Tarka Sutarahardja ini adalah seorang tukang pijat, dia juga membuka warung kecil-kecilan, dan menjadi petani di tempat tinggalnya di Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu.
Hanya saja, ia memiliki hobby mengumpulkan benda-benda sejarah, salah satunya manuskrip atau naskah kuno.
"Namanya budayawan ya, memang senang dengan dengan sejarah dan dia punya kelebihan bisa baca tulisan jawa terus kembangin. Tulisan jawa itu kan versinya banyak sekali dan tidak mudah membacanya, tapi dia bisa," ujarnya.
Ki Tarka Sutarahardja pun digelari di kalangan budayawan sebagai Fiolog dari Indramayu.
Gelar tersebut ia dapat bukan dari belajar secara akademis.
Melainkan ia dapat dari keahliannya dalam menerjemahkan naskah-naskah klasik Indramayu-Cirebon yang umumnya berbahasa dan beraksara Jawa kuna secara otodidak.
Manuskrip yang telah diselamatkan pria kelahiran 12 April 1970 itu pun sampai dengan sekarang berjumlah kurang lebih 200 manuskrip yang berasal dari wilayah Kabupaten Indramayu dan sekitarnya.
Di antaranya, seperti Jaran Sari Jaran Purnama, Durakman Durakim, Sangkuriang Riwayat, Pangeran Banyu Biru, Jaka Mukhamad, Raden Walang Sungsang, Babad Deramayu, Nyi Junti, Suryaningrat Dewi Ningrum, dan masih banyak lagi.
Kabar meninggalnya Ki Tarka Sutarahardja ini pun membuat dunia kebudayaan bersedih. Setelah mendapat kabar tersebut, Sutawijaya langsung mendatangi kediaman almarhum.
Ki Tarka Sutarahardja meninggal dunia diusianya yang menginjak usia 51 tahun di rumahnya di Desa Cikedung Lor, Kecamatan Cikedung, Kabupaten Indramayu pada Minggu (4/7/2021) kemarin.
Ia meninggal karena penyakit maag yang dideritanya kambuh, setelah sempat mengalami sakit selama 3 hari.
"Tadi pagi sudah dimakamkan di TPU Pasirrangin, masih di Desa Cikedung Lor," ujar dia.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait