JAKARTA, iNewsCirebon.id - Fakta unik tradisi memanjangkan leher suku Karen, salah satunya untuk memikat pria. Suku Karen sebnarnya bukan asli Thailand, mereka berasal dari Dataran Tinggi Tibet dan pindah ke Myanmar, lalu menetap di Thailand.
Suku Karen yang mendiami kawasan Bann Tong Luang, Thailand ini memiliki tradisi unik salah satunya adalah untuk memikat lawan jenis. Mereka percaya bahwa semakin panjang leher mereka, maka akan terlihat lebih cantik.
Menurut mereka, perempuan suku Karen adalah keturunan dari burung Phoenix. Melansir Big Boy Travel, Suku Karen memiliki aturan setiap wanita wajib memanjangkan lehernya menggunakan tumpukan kawat.
Lantas, fakta unik apa saja dari tradisi memanjangkan leher suku Karen. Dikutip dari berbagai sumber, Kamis (1/12/2022) berikut) fakta unik tradisi memanjangkan leher suku Karen.
Fakta unik tradisi memanjangkan leher suku Karen:
1. Untuk Daya Tarik Pria
Masyarakat Suku Kiren memiliki anggapa kalau leher yang panjang menjadi daya tarik wanita bagi pria. Masyarakat juga mempercayai bahwa semakin panjang leher mereka, maka akan terlihat lebih cantik.
2. Pelindung dari Hewan Buas
Konon, kalung dari kawat bisa menghindarkan para wanita dari binatang buas. Terlebih, pada zaman dahulu, Suku Karen kerap hidup berpindah-pindah di area pelosok dan memungkinkan mereka untuk bertemu dengan binatang buas.
3. Dikenalkan Sejak Umur 5 Tahun
Biasanya mereka mulai memakai cincin leher panjang dari usia 5 atau 6 tahun. Mulanya dimulai memakai 5 buah cincin lalu ditambahkan 2 buah cincin peregangan dari tahun ke tahun.
Saat ini tak semua wanita Karen harus menggunakan cincin leher. Hanya anak perempuan yang lahir pada waktu tertentu yang ditakdirkan meneruskan tradisi ini
4. Maksimal 25 Cincin
Tak ada standar jumlah cincin leher maksimun yang bisa digunakan, tetapi biasanya hanya mencapai 25 buah cincin. Di usia 15 tahun, para perempuan suku Kayan dapat memilih apakah mereka akan melanjutkan perpanjangan leher seumur hidup atau berhenti total.
5. Dilepas saat Menikah
Cincin leher akan dilepas saat mereka menikah, melahirkan, atau meninggal. Saat dibersihkan, cincin boleh dilepas, tetapi tidak boleh terlalu sering dan harus segera dipakai kembali.
Nah, itulah fakta unik tradisi memanjangkan leher suku Karen. Ternyata tidak semua gadis menggunakan cincin di leher namun hanya orang-otang tertentu saja, semoga artikel ini dapat menambah wawasan pembaca semua.
Editor : Miftahudin
Artikel Terkait