QATAR, iNewsCirebon.id - Di luar dugaan, Timnas Arab Saudi mengalahkan tim tangguh Argentina 2-1 di Piala Dunia 2022. Pemain Arab Saudi membuat mega bintang Lionel Messi mati kutu. Para pemain Argentina seperti menabrak tembok, mereka sangat kesulitan menembus pertahanan Arab Saudi.
Keberhasilan Arab Saudi itu selain memunculkan pesta pora di seantero Timur Tengah, juga membuat dunia sepak bola tercengang.
Di balik sukses Arab Saudi mempermalukan Argentina itu, ada sosok pelatih Herve Renard. Mungkin tidak banyak yang tahu siapa Herve Renard.
Yah, ada cerita heroik sosok Herve Renard. Bagaimana tidak. Di balik otak cerdasnya meracik skuad Arab Saudi saat mempermalukan Argentina, Herve Renard punya perjalanan hidup yang tidak mulus. Dia pernah menjadi seorang petugas cleaning service.
Saat berusia 15 tahun, Herve Renard mencoba trial dengan klub Cannes, dengan harapan bisa menjadi pemain bola profesional.
"Setelah saya ketemu pemain yang lebih top, saya rasa saya tak cocok jadi pemain bola," jelas Harve Renard seperti dikuti akun twitter @FaktaSepakbola.
Setelah merasa dirinya sebagai "pemain biasa kelas level 3", Herve akhirnya memutuskan menjalani bisnis jasa tentang kebersihan. Yakni bertugas mengumpulkan sampah pada tengah malam
"Saya sering ingat momen di tahun-tahun itu, bangun jam 3 pagi untuk membersihkan sebuah bangunan," ungkapnya.
Namun Renard belum menyerah di bidang sepakbola. Dia kemudian mencoba peruntungan sebagai pelatih tim amatir. Renard mendapat kesempatan sebagai asisten pelatih oleh temannya, Claude Le Roy.
Claude Le Roy & Herve Renard saat itu bersama menukangi klub asal China Shanghai Cosco selama setahun (2002-2003) dan memutuskan untuk pindah ke Cambridge United!
Setelah bertahun-tahun bekerja bersama. Claude de Roy & Herve Renard berpisah dengan jalan karir masing-masing
Pada tahun 2004, Herve melatih klub asal Vietnam. Klub itu bernama Nam Dinh FC selama setahun sebelum akhirnya pulang ke Perancis menukangi Klub AS Cherbourg selama 3 tahun.
Di Tahun 2008, Herve Renard mendapatkan kesempatan untuk melatih Timnas Gambia. Pada AFCON 2010 ia berhasil membawa Timnas Gambia menuju babak Perempat Final untuk pertama kalinya setelah 14 tahun.
2 Tahun kemudian, Herve Renard berhasil membawa Zambia menjadi Juara AFCON untu pertama kalinya sepanjang sejarah setelah mengalahkan Pantai Gading lewat drama babak adu Penalty dengan skor 8-7.
Pada Tahun 2013, Herve Renard harus diputus kontraknya oleh Federasi Gambia. Ini terjadi karena ada perseteruan antara Herve dan Federasi Gambia. Blunder Besar dilakukan Zambia, Herve Renard mendapatkan kesempatan untuk melatih Pantai Gading pada tahun 2014.
Herve mengantarkan Pantai Gading menjuarai AFCON pada 2015. Herve menjadi pelatih pertama yang mampu menjuarai AFCON dengan 2 Timnas berbeda.
Karir Herve tidak selalu semulus itu setelah menukangi Timnas Pantai Gading, Ia memilih petualangan baru melatih Lille tapi hanya mendapat 13 Poin dari 13 Pertandingan.
Setelah kegagalannya di Lille, ia kembali untuk melatih Timnas. Yak Timnas itu adalah, Maroko. Herve berhasil membawa Maroko ke Piala Dunia untuk pertama kalinya setelah 20 thn.
Perjalanan Maroko di Pildun 2018 tidak begitu baik, dari 3 pertandingan hanya dapat memetik 1 poin. Perjalanan Herve bersama Maroko bisa dibilang kurang mulus. Setelah kegagalannya di Piala Dunia 2018 & AFCON 2019 bersama Maroko. Herve memutuskan untuk Mundur dari kursi kepelatihan Timnas Maroko!
Satu tahun kemudian, Ia dipercayakan sebagai Pelatih Baru Arab Saudi.
Sejak era kepelatihan Herve, Arab Saudi berhasil menaikkan peringkat FIFA dari 70 ke 51. Herve juga berhasil membawa Arab Saudi memuncaki Grup Kualifikasi Piala Dunia.
Federasi Arab Saudi pun memperpanjang Kontrak Herve Renard hingga 2027. Hari ini Herve Renard berhasil membawa Timnas Arab Saudi mengalahkan Timnas Argentina dengan Skor 2-1.
Perjalanan 23 tahun karir sebagai pelatih, Hari ini Hervé Renard membuat publik sepakbola kaget. Berhasil mengalahkan Argentina, 2-1.
Ini membuktikkan bahwa Herve adalah pelatih yang jenius & membuktikan bahwa Timnas di Afrika & Asia bisa bersaing di Piala Dunia.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait