Kisah Kesakitan Sarip Tambak Oso, Pemilik Besi Kuning yang Ditakuti Belanda

Fahmi Firdaus
Kisah Kesakitan Sarip Tambak Oso, Pemilik Besi kuning yang Ditakuti Belanda. Foto : Istimewa

JAKARTA,iNewsCirebon.id - Kisah Sarip Tambak Oso, Jagoan sakti pemilik besi kuning yang Ditakuti Belanda, Pada sekitar abad ke 17 atau jauh sebelum Indonesia memperoleh kemerdekaan, ada salah satu tokoh yang berani melawan kongsi dagang Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC). Tokoh itu hingga kini menjadi catatan legenda Sidoarjo, namanya Sarip Tambak Oso.

Konon kesaktiannya melegenda bagi masyarakat Sidoarjo dan Jawa Timur. 

Dari kehidupan hingga kematiannya masih diliputi misteri. 

Hingga kini, tidak ada yang mengetahui dengan pasti dimana jasad tokoh dari Desa Tambak Rejo, Kecamatan Waru, itu dimakamkan.

Mendengar cerita dari Kosim, keturunan Sarip yang ke-8. Yang ia ketahui hanya bekas tanah yang dulu menjadi tempat tinggal Sarip dan Mboknya (Ibunya).

"Konon, kesaktian Sarip ini terletak pada mboknya ini," ujar Kosim, dilansir situs resmi Pemkab Sidoarjo, Rabu (9/11/2022).

Pria yang berprofesi sebagai penggali makam itu hanya dapat pesan singkat dari Sholeh, ayahnya. Ia diminta menyimpan gaman (senjata) berupa Tombak dan Sabit. Kosim diminta untuk menyimpan kedua benda itu dengan baik.

Peninggalan lain yang didapat Kosim adalah keberadaan makam Mbok Sarip (Ibu dari Sarip). Makamnya berada di komplek makam keluarga Kyai Mas Ubaidillah, Desa Tambak Sumur, Kecamatan Waru. Ia sendiri sudah sering berziarah ke makam itu.

Menurut penuturan Kosim, Sarip sebenarnya orang Desa Tambak Rejo. Tapi lebih dikenal dengan Sarip Tambak Oso. Kosim pun menceritakan kisah Sarip Tambak Oso.

“Waktu itu, zaman VOC, lurah dan carik Desa Tambak Oso dianggap Sarip anteknya Belanda. Dimana, era itu masyarakat mengalami hidup serba sulit, untuk makan saja susah, apalagi dimintai pajak. Dari sini kemudian Sarip melawan. Salah satu korbannya adalah lurah Tambak Oso dan Cariknya,”bebernya.

Keberanian Sarip yang berpihak dan membela rakyat kecil membuat VOC gerah. Selain dianggap pembuat onar dan menghasut rakyat untuk melawan VOC, keberadaan Sarip menjadi pengganggu bagi kelancaran bisnis perdagangannya.

Mulailah, VOC menetapkan Sarip jadi buruan utama Belanda. Berbagai cara dilakukan untuk melenyapkan Sarip. Mulai dari cara kasar sampai dengan cara fitnah. Mengadu domba sesama rakyat. Tidak sedikit mereka yang terhasut dari propaganda VOC. Dengan iming-iming uang dan jabatan, VOC minta kepala Sarip dipenggal.

“Banyak pendekar yang akhirnya memilih uang dan jabatan yang diiming-imingi VOC. Salah satunya adalah lurah Tambak Oso yang akhirnya kemudian berakhir kalah melawan Sarip,” tutupnya.

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network