Witana Bangunan Pertama yang Berdiri di Cirebon

Dede Kurniawan
Witana diyakini merupakan bangunan cikal bakal berdirinya Cirebon (Foto: Ist)

KOTA CIREBON, iNews.id - Cirebon memiliki segudang cerita dan peninggalan dari masa ke masa yang sangat bersejarah dalam peradaban Islam di tanah Jawa. Salah satu peninggalan yang sangat bersejarah itu adalah Witana yang berada di Kompleks Kraton Kanoman, Cirebon.

Witana yang di perkirakan dibangun pada abad ke 14 atau tahun 1362 saka / 1440 Masehi oleh Ki Gendeng Alang-alang atau Ki Danusela saat pertama membuka Tegal Alang-alang.

Bangunannya menyerupai joglo/bale atau tempat istirahat sementara. Ukurannya hanya sekitar dua meter tinggi dan panjang, serta lebar satu meter. Kondisinya masih terjaga di belakang komplek Keraton Kesultanan Kanoman. Lebih tepatnya, bangunan tersebut terletak di sebelah barat kawasan Kebon Jimat atau di sebelah Selatan Mande Mastaka. 

Kata Witana yang berasal dari bahasa Cirebon berarti awit atau asal/mula dan ana atau ada. Jika diartikan, witana berarti asal mula ada yang dalam konteks ini asal mula berdirinya Cirebon.

Di Bangsal Witana, suasananya sunyi, menenangkan. Pepohonan tua yang rimbun, ditambah arsitektur bermotif khas kerajaan, seakan sedang berada di masa lalu. Banyak simbol bernuansa filosofis dipahatan kayu Witana, ukiran-ukirannya mengundang tanya arti makna bagi siapa pun yang mengunjungi Bangsal Witana Keraton Kanoman. Di depannya terdapat sebuah kolam dan di sebelahnya terdapat sebuah sumur dan pohon. 

Patih Kesultanan Kanoman Pangeran Raja Mochammad Qodiran mengatakan, Witana merupakan satu-satunya bangunan ketika Cirebon masih berbentuk pedukuhan Caruban.

"Pembacaan babad Cirebon yang berisi sejarah berdirinya Cirebon di tempat yang menjadi cikal bakal Kota Cirebon yaitu Witana, memberikan kesan spiritual tersendiri," kata dia, Jumat (5/11/2021)

Setelah berdirinya Duku Caruban yang dibantu oleh Pangeran Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana, seiring berjalannya waktu penduduk pun terus bertambah hingga menjadi pakuwuan dan bertransformasi menjadi Kaprabonan Caruban. 

Pangeran Cakrabuana meneruskan jabatan kepada Ki Gedeng Alang-alang sebagai Mbah Kuwu Cirebon. Memasuki abad ke-16, Kesultanan Cirebon menjadi dua kesultanan yakni Kasepuhan dan Kanoman.

Dia menambahkan Bangsal Witana sempat direnovasi lantaran adanya perkembangan dan untuk menyesuaikan dengan situasi zaman. Perubahan ini terlihat di bagian atas yang tedapat plafon dan Candra Sengakala. 

"Candra Sengakal tersebut berbunyi 'Munggaling Tatahan Pranataning Ratu' yang menunjukan angka 1561 Saka atau 1639 Masehi. Angka tersebut menunjukkan tahun renovasi Bangsal Witana di era Pengeran Mas Zainul Arifin Panembahan Ratu II," jelasnya.
 

 

Editor : Miftahudin

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network